Asrori (2008)
mengatakan, sudah banyak sekali para ahli psikologi pendidikan dan pembelajaran
membahas tentang motivasi. Sedemikian banyaknya pembahasan tentang motivasi
dalam pembelajaran itu telah menghasilkan definisi motivasi yang banyak pula.
Namun demikian pada intinya, motivasi dapat diartikan sebagai: a) Dorongan yang
timbul pada diri seseorang, secara disadari atau tidak disadari, untuk
melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. b) Usaha-usaha yang dapat menyebabkan
seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin
mencapai tujuan yang ingin dicapai. Menurut Slavin (2009), para ahli psikologi
mendefinisikan motivasi sebagai proses internal yang mengaktifkan, menuntun,
dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Dalam bahasa sederhana,
motivasi adalah sesuatu yang menyebabkan anda berjalan, membuat anda berjalan,
dan menentukan ke mana anda berusaha berjalan. Pekerjaan pendidik bukanlah
meningkatkan motivasi pada dirinya, melainkan menemukan, menyalakan, dan
mempertahankan motivasi siswa untuk belajar, dan untuk terlibat ke dalam
kegiatan yang menghasilkan pembelajaran.
Sedangkan
menurut Winkel (2000), motivasi adalah motif yang sudah aktif pada saat
tertentu. Motif adalah daya penggerak di dalam diri seseorang untuk melakukan
aktifitas tertentu demi mencapai tujuan tertentu. Misalkan seorang siswa
merasakan adanya suatu kebutuhan untuk belajar maka akan timbul dorongan untuk
melakukan suatu perbuatan belajar.
Menurut
Sardiman (2010), kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak
dari dalam dan didalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
tercapainya tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu yang intern
(kesiapsiagaan). Berawal dari kata motif maka motivasi dapat diartikan sebagai
daya penggerak yang telah mejadi aktif, sedang motif menjadi aktif pada
saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat
dirasakan/mendesak.
Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk
menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga seseorang mau dan ingin melakukan
sesuatu, dan bila tidak suka maka akan berusaha menghilangkannya. Jadi motivasi
dapat dapat dirangsang oleh faktor dari luar tapi motivasi itu tumbuh didalam
diri seseorang.
Purwanto
(2003), motivasi adalah ”pendorong” suatu usaha yang disadari untuk
mempengaruhi tingkah laku seseorang agar tergerak hatinya untuk bertindak
melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Apa saja yang
diperbuat manusia yang penting maupun yang kurang penting, yang berbahaya
maupun yang tidak mengandung resiko selalu ada motivasinya. Dalam belajar
motivasi memegang peranan penting dan merupakan syarat mutlak dalam belajar. Di
sekolah sering sekali terdapat anak yang malas, tidak menyenangkan, suka
membolos dan sebagainya. Itu semua merupakan bentuk dari motivasi belajar yang
kurang.
Sardiman
(2010), mengatakan bahwa motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang
bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah penumbuhan dalam gairah
belajar, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi
kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Seorang siswa
yang mempunyai intelegensi cukup tinggi boleh jadi menggalami kegagalan
karena kurangnya motivasi. Hasil belajar akan optimal apabila didukung oleh
motivasi yang tepat.
Dalam kegiatan
belajar motivasi belajar dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak
didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar, yang memberikan arah pada kegiatan belajar,
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat dicapai.
Dikatakan ’keseluruhan”, karena pada umumnya ada beberapa motif yang
bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar.
Siswa belajar
karena didorong oleh kekuatan mentalnya dimana kekuatan mental itu berupa
keinginan, perhatian, kemauan atau cita-cita belajar. Motivasi belajar (Damyanti
dan Mudjiono, 2002) adalah kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar.
Dalam kegiatan
belajar mengajar, apabila ada seseorang siswa membolos atau berbuat sesuatu
yang tidak seharusnya dikerjakan maka perlu diselidiki sebab-sebabnya,
sebab-sebab itu biasanya bermacam-macam, mungkin tidak senang, sakit ataupun
adanya problem pribadi atau lain-lainnya. Hal ini berarti pada diri anak tidak
terjadi perubahan energi, tidak terangsang afeksinya untuk melakukan sesuatu,
karena tidak melakukan tujuan atau kebutuhan belajar. Keadaan semacam ini perlu
dilakukan daya upaya yang dapat menemukan sebab-musababnya kemudian mendorong
siswa itu mau melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukah yakni belajar.
Dengan kata lain siswa perlu diberikan rangsangan motivasi pada dirinya.
Berdasarkan
definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak yang berupa kekuatan mental yang mendorong
terjadinya kegiatan belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar